Rabu, 13 September 2017

Politik Dunia Usaha di Indonesia




Soal pertama: Bagaimana objek politik usaha itu?

Jika mata melihat, apa yang tampak; yang tampak adalah yang dihadapan mata itu. Ini objektif.Jika anda bernegara apa yang tampak oleh anda sebagai pengusaha?
1. Duit Anggaran (RAPBN-RAPBD)
2. Foreign Professional (FEDERATION, CORPORATION)
3. Tenaga Kerja Indonesia (COOPERATIVE MEMBER)
4. Korporasi Yayasan (COMPANY INSTITUTION)
5. Privasi Anda dan Perusahaan “where you incoming”

Bukankah itu objeknya. 1234 totaliter, 5 adalah anda. Seberapa kaya anda ketika memulai usaha di Indonesia, kuncinya 1234 tetap totaliter posisi anda hanya di nomor 5. Anda tidak akan  sanggup overvide-nya, negara selalu lebih kaya dari anda. Bayangkan, Indonesia merdeka baru berumur 70 tahun, tetapi kekayaannya sudah seperti sekarang. Sehingga bagi anda pengusaha,semakin jauh objek anda semakin tidak nyata anda berusaha sebab kenyataannya seperti itu.Hukum tidak pernah kacau. tetapi interest motif yang ada dalam jiwa anda itu yang membuat anda kacau. Interest motif, para pembangun negara ini berlandaskan teori itu. Kepentingan Menghasilkan Laba Usaha yang diluar kebiasaan, mesti yang anda pikirkan. Gain, sudah pasti. Industri Kapital, sudah pasti. industri Sosial, sudah pasti. Pasar Beurs, sudah pasti.Tetapi disisi lain anda mendapat celahnya, motif usaha yang menjiwai anda, sebab anda dibangun untuk berusaha dengan sistem negara anda. Jika anda tidak yakin dengan sistem yang dibangun untuk anda, keluarlah sebab rupiah sebagai uang tidak berharga. Sesuatu yang tidak berharga tidak akan menjadi interes motifnya. Benarkan, hukum tidak pernah kacau yang mengartikan semakin tidak laku rupiah di pasar Internasional semakin baik. Memahami motif kepuasan -secara logika- sampai anda tidak puas. Kepuasan bukan hanya pada tiga aspek ekonomi; produksi, distribusi, dan konsumsi. Kepuasan dalam faktanya cenderung memedan makna sebagai buas, serakah atau pengaya, pemiskin. Pemahaman motif ini hanya dapat sempurna dengan jalan empirisme. Dialami dan dialami, walaupun sebentar. Semakin cerdik orang, semakin motif lakunya, walaupun pengalamannya sebentar. Apa yang diraih orang dari suatu pengalaman adalah pola tetapnya, atau karma dari pengalaman itu. Seperti Arsitek, dia mencari tata letak dan ukuran ruangnya, bukan lahannya sementara rumah di bangun di atas lahan itu. Motifnya, lahan sama, tetapi profit motifnya texture berbeda.

Soal kedua: Bagaimana sistem politik itu?

Itu kan teori politik, bukan teori usaha. Sebuah negara tersusun dari empat komponen, Wilayah, Rakyat, Hukum, dan Pemerintahan. Bukankah anda sudah termasuk dalam salah satu komponen itu, artinya anda sudah menjadi sistem politiknya. Jika anda masuk ke suatu box, anda sudah dalam box itu, Apa masalahnya? tidak ada, tinggal checkbox anda di komponen apa.

Bagaimana warga negara asing menyikapi soal kedua ini. mereka menjawab, "Just bussiness".Kemampuan polis negara berkembang lebih kecil di banding negara maju. Ada kemampuan yang tersembunyi, dari jawaban itu. Indonesia adalah Indonesia, bukan Amerika, bukan China, bukanSaudi Arabia, bukan lainnya. Sistem sudah dibangun oleh mereka, untuk Indonesia, tentunya didalam sistem mereka. Apakah ada masalah? tidak ada, tinggal bangunan system anda untuk negara mana. “Untuk negara mana” artinya anda masuk dalam kancah politik usahanya.

Kancah-kancah dunia usaha seperti tersebut nyata yang sering disembunyikan oleh pemerintah kepada rakyatnya. Baik atau tidak baik sikap pemerintah itu?, hematnya Indonesia adalah Indonesia, tak ada beda seorang rumah kaya beserta isinya berhadapan dengan seorang rumah sederhana beserta isinya sebab pada dasarnya hanya kompetisi rezeki saja.

Soal ketiga: Bagaimana dunia usaha itu?

Karma manusia selalu terulang. Padakalanya, fikiran kita bercapkan kemandirian sementara itu pula perut kita bergoyang sambil makan di rumah saudara atau teman karena selalu kelebihan nasi atau uang. Mata menoleh bertanya, dilema kerja: "Cari Uang atau Cari Barang", Kiri-kanan tangan beradu, dilema transaksi :"Haram atau Halal". Libid melonjak-lonjak, dilema akun:"Nikah atau Bordir". Otakpun menyeting ulang, "Setumpuk ijazah: kemana?, modal motor  bekas: apa?, tidak punya birokrat: bagaimana?, rekening tinggal pokok banknya: kapan?, adalahan cuma xxx meter persegi hasilnya cuma 1-2 kwintal: mengapa? kadang-kadang if.so: harta milyaran dolar sementara regenerasi tidak lebih dari 5 atau bahkan tidak, siapa?, dan setumpukan setting yang terus menerus berulang, sambil merokok dan motor-motoran." waktudan akun kita saling menyita.. Hemat Anda, "Ada satu fikiran:"MANDIRI", Ada tiga atau: "Uanga tau Barang, Halal atau Haram, Nikah atau Bordir ", dan ada dua sambil:"IKUT MAKAN SALING SITA BARANG ". Usaha adalah human stressing, hitam putih surga dunia. Dilema hidup yang bergerak seiring waktu ingatan tentang pilihan kerja, pilihan transaksi, dan pilihan akun.

Dilema anda apa? kalau kerja, pilihannya hanya dua ‘cari uang atau cari barang’. pengemis dan pencuri bukan pekerja karena bukan dilema kerja. Kalau transaksi, pilihannya hanya dua, ’mengemis atau mencuri’. akuntan bukan pengikat karena bukan dilemma transaksi. Kalau  dilemma akun, pilihannya hanya dua, “menikah atau freesex”. freesex hanyalah cara jelek dan buruk mars sementara akun menikah adalah debit credit. Dilema akun banyak disarankan orangtua di Indonesia bahwa menikah lebih didahulukan dari pada kesenangannya. Pad dasarnya, Debit Credit secara sosial cenderung tekanan kompetisi usaha.

Lihat nama-nama keliling anda, econoumos anda termasuk tabula apa?. Semakin ke bawah siklus semakin cepat. Ya, politik usaha anda (harta, tahta, wanita). Ya proposal kemisan dan perjodohan (red. test blogger adalah Tabula ڟ, sangat lambat: apologi terkuat). Secara total tabula dunia usaha anda ada 8 kemungkinan econoumos sebagai berikut:



Econoum Anda
Uang/ Mati
Barang/ Hidup
Kemis/
Shodaqoh
Curi/
Riba
Nikah/ Syara
Bordir/ Hukum
Tabula ڟ
Y+

Y+

Y+

Tabula ژ
Y+


Y-

Y-
Tabula ڕ
Y+

Y+


Y-
Tabula ٻ
Y+


Y-
Y+

Tabula ڠ

Y+
Y+

Y+

Tabula ڧ

Y+

Y-

Y-
Tabula ڝ

Y+
Y+


Y-
Tabula ڽ

Y+

Y-
Y+

Tabulaڨ
0
0
Y+


0
Tabula أ
0
0

0
Y+

Tidak ada komentar:

Posting Komentar